Hosting Unlimited Indonesia

Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam
Sumber Gambar (http://www.fariskhoirulanam.com/)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu kajian yang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas dan selalu aktual dalam kehidupan manusia. Maksud dari kata “tidak pernah ada habisnya” karena pendidikan adalah suatu wadah yang diperlukan oleh manusia dalam mengaktualisasikan segala potensi yang ada di dalam dirinya. Selama masih ada manusia di muka bumi ini, maka pendidikan masih tetap eksis dan selalu berjalan berdampingan dengan kehidupan manusia. Sedangkan, maksud dari kata “aktual” adalah pendidikan selalu mengalami perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik seiring berjalannya waktu.
 Pernyataan di atas merupakan implikasi dari dua hal, yaitu hakikat Islam sebagai agama dan manusia sebagai khali>fah di muka bumi ini. Islam adalah agama universal, yang mengajarkan kepada manusia mengenai berbagai kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Sehingga salah satu ajaran Islam yaitu mewajibkan kepada pemeluknya untuk menyelengarakan proses pendidikan. Di sisi lain, Islam adalah agama ilmu dan akal, karena Islam selalu menuntut kepada pemeluknya untuk mempergunakan akal dan mewajibkan untuk mencari ilmu. 
Sebagai khali>fah di muka bumi tentunya manusia dikaruniai akal oleh Allah Swt. Dengan akal ini manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan dan cenderung untuk selalu penasaran dan ingin mengetahui apa yang belum ia ketahui, yang berada  di sekitarnya.
 Oleh karena itu, manusia selalu melakukan aktivitas berpikir. Dengan berpikirnya manusia, maka manusia memiliki fungsi kreatif, mengembangkan diri dan memelihara diri dari kehancuran. Termasuk juga di dalamnya berpikir untuk memyempurnakan dan mengembangkan proses pendidikan. Dengan demikian hidup dan kehidupan manusia itu berkembang dan mengarah kepada kesempurnaan. 

B. Rumusan Pertanyaan
Dari pemaparan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan sebagaimana berikut:
1. Bagaimana pengertian dari filsafat pendidikan Islam?
2. Apa tujuan dan manfaat dari memelajari filsafat pendidikan Islam?
3. Apa ruang lingkup kajian dari filsafat pendidikan Islam?
4. Bagaimana metodologi studi filsafat pendidikan Islam?

C. Tujuan
Dari kajian ini nantinya mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari filsafat pendidikan Islam.
2. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat dari memelajari filsafat pendidikan Islam.
3. Mengetahui dan memahami ruang lingkup kajian filsafat pendidikan Islam.
4. Mengetahui dan memahami metodologi studi filsafat pendidikan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Sebelum mengetahui dan memahami pengertian dari filsafat pendidikan Islam, sebaiknya terlebih dahulu diuraikan arti dari filasat, filsafat pendidikan dan pendidikan Islam. Secara etimologi filsafat berasal dari kata bahasa Yunani, philoshopia: philos berarti cinta, suka (loving), dan shopia berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.  Sedangkan secara terminologi, penulis mengutip pendapat dari Harun Nasution sebagai berikut:
اَلْفَلْسَفَةُ :اَلْحِكْمَةُ-اَلتَّأَنُّقُ فىِ الْمَسَائِلِ الْعِلْمِيَةِ وَتَفَنُّنِ فِيْهَا-عِلْمُ اْلاَشْيَاءِ بِمَبَادِئِهَاوَعَلَلِهَااْلاُوْلَى 
Dengan demikian filsafat adalah cara berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (radikal tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama) dan sedalam-dalamnya sehingga sampai pada dasar (akar) persoalannya.
Penulis mengutip pendapat salah satu tokoh dalam mengemukakan filsafat dalam kaitannya dengan pendidikan. Menurut John Dewey sebagaimana yang dikutip oleh H.M. Arifin, bahwa filsafat berkaitan erat dengan pendidikan, yaitu tugas filsafat dan pendidikan adalah seiring yaitu sama-sama memajukan hidup manusia. Ahli filsafat lebih memperhatikan tugas yang berkaitan dengan strategi pembentukan manusia, sedang ahli pendidikan bertugas untuk lebih memperhatikan pada taktik agar strategi itu menjadi terwujud dalam kehidupan sehari-hari melalui proses kependidikan. 

Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah kependidikan. Filsafat pendidikan mengandung usaha untuk mencari konsep-konsep untuk mengarahkan manusia di antara gejala-gejala yang bervariasi pada proses pendidikan dalam rancangan terpadu dan menyeluruh dan mengandung juga usaha menjelaskan berbagai makna yang menjadi istilah pendidikan.
Penulis merujuk pendapat beberapa tokoh dalam mendefinisikan pendidikan Islam. Menurut Miqdad Yalja>n, pendidikan Islam adalah usaha menumbuhkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspek yang bermacam-macam; aspek kesehatan, akal, keyakinan, kejiwaaan, kemauan, daya cipta dalam semua tingkat pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh Islam dengan versi dan metode-metode pendidikan yang ada. 
Definisi yang senada dengan definisi di atas adalah yang dikemukakan oleh Muh}ammad Fadhi>l al-Jamali>, pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang menyangkut derajad kemanusiannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fit}rah) dan kemampuan ajar (pengaruh dari luar). 
Hasil rumusan konggres se-Dunia ke II tentang Pendidikan Islam tahun 1980 dinyatakan bahwa: “Pendidikan Islam ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan pribadi manusia secara menyeluruh melalui latihan-latihan kejiwaan, akal pikiran, perasaan dan panca indera. Oleh karena itu pendidikan Islam harus mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia, baik spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah maupun keilmiahannya, bahasanya, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong aspek-aspek itu kearah kebaikan dan kearah pencapaian kesempurnaan hidup.” 
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam itu merupakan proses pengembangan manusia ke arah yang lebih dewasa (lebih baik) dengan menyeimbangkan kepentingan duniawi dan ukhrawi sesuai dengan kemampuan dasar manusia dan kemampuan ajar yang dimiliki oleh manusia dengan menempatkan Islam sebagai ruh atau sumber nilai yang dijadikan dasar dalam pelaksanaan pendidikannya. Atau dengan rumusan yang lebih singkat bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’a>n dan H}adi>th dalam rangka mewujudkan manusia yang sempurna (insa>n kami>l).
Setelah dikemukakan pengertian dari filsafat, filsafat pendidikan dan pendidikan Islam, penulis mengemukakan pengertian filsafat pendidikan menurut beberapa tokoh seperti di bawah ini:
a. Menurut Zuhairini, dkk., filsafat pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan dan pertumbuhan manusia muslim dan umat Islam. Dia menambahkan bahwa ”filsafat pendidikan Islam” juga berarti studi tentang penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam. 
b. Menurut Ahmad D. Marimba, filsafat pendidikan Islam adalah perenungan-perenungan mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu, bagaimana usaha-usaha pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-hukum Islam. Perenungan-perenungan (pemikiran-pemikiran) ini, atau filsafat ini dapat menuntun para pendidik dalam usahanya menjadi pengikut-pengikut Islam yang sejati. 
c. Menurut A.M. Mulkhan, filsafat pendidikan Islam adalah suatu analisis atau pikiran rasional yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematis dan metodologis untuk memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pendidikan Islam, dan diharapkan pengetahuan yang diperoleh itu bersifat universal dalam arti jangkauan waktu dan wilayah keberlakuannya relatif lama dan luas. 
      Dari beberapa definisi di atas dapatlah dirumuskan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah pemikiran (perenungan) yang rasional yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematis dan universal untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang hakikat pendidikan Islam, atau dengan kata lain kajian yang mendalam tentang hakikat pendidikan Islam dalam memecahkan problematika pendidikan Islam guna mewujudkan insan kamil.

B. Tujuan dan Manfaat Filsafat Pendidikan Islam
       Adapun tujuan dari filsafat pendidikan Islam adalah sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh Islam itu sendiri, yaitu mencapai tingkat pengabdian yang paling tinggi.  
       Sedangkan manfaat filsafat pendidikan Islam, menurut al-Syaibani adalah sebagai berikut :
1. Membantu perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dalam membentuk pemikiran yang sehat tentang proses pendidikan, tujuan dan fungsinya, meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pendidikan.
2. Membantu merumuskan asas bagi penentuan pandangan tentang kajian yang umum dan khusus baik yang berkaitan dengan kurikulum, kaidah-kaidah dan cara-cara serta alat-alat pengajaran yang bermacam-macam secara mendalam.
3. Membantu memberikan dasar evaluasi pendidikan secara keseluruhan.
4. Membantu memberikan sandaran intelektual kepada pendidik guna membela tindakan-tindakan pendidikan mereka.
5. Membantu pemberian corak dan pribadi khas dan istimewa sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama, kebudayaan, ekonomi, sosial dan politik serta tuntutan-tuntutan pada masa dan ruang tertentu di mana bangsa yang memerlukan pendidikan itu hidup. 
Berdasarkan dari manfaat filsafat pendidikan Islam sebagaimana disebutkan di atas, maka dapatlah dirumuskan manfaat dari pengkajian terhadap filsafat pendidikan Islam sebagai berikut:
1. Dapat menganalisa dan memberikan solusi problematika filosofis kependidikan Islam pada ruang dan waku tertentu.
2. Dapat memberi corak dan pribadi khas terhadap pendidikan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam dalam konteks ruang dan waktu tertentu di mana orang-orang muslim hidup.
3. Dapat memberikan pandangan tentang hakikat manusia dana hidupnya menurut Islam yang sekaligus menjadi tujuan dari pendidikan Islam.
4. Dapat memberikan penilaian terhadap pemikiran-pemikiran filosofis tentang kependidikan Islam dan para filosof muslim secara kritis, reflektif , bebas dan terbuka.
5. Dapat memberikan kesempatan kepada para pendidik muslim untuk selalu berusaha meninjau kembali pandangan dasar-dasar filsafat pendidikan yang selama ini diyakini kebenarannya.
6. Dapat memberikan sandaran intelektual kepada pendidik, anak didik dan orang-orang yang terlibat dalam pendidikan Islam untuk membela tindakan-tindakan pendidikan mereka.
Dengan demikian, maka filsafat pendidikan Islam ini diharapkan dapat berperan dalam pembentukan dan pengembangan teori-teori baru dalam pembaharuan pelaksanaan pendidikan Islam yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 

C. Ruang Lingkup Kajian Filsafat Pendidikan Islam
Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam meliputi semua hal yang berkaitan dengan filsafat pendidikan Islam itu sendiri. Sebagaimana dalam sistematika filsafat ilmu bahwa ketika membahas ruang lingkup tentang suatu ilmu maka tidak terlepas dari tiga hal, yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Begitu juga ketika membahas ruang lingkup filsafat pendidikan Islam maka meliputi ontologi, epistemologi dan aksiologi pendidikan Islam.
Pendidikan Islam dalam perspektif ontologi adalah upaya dalam rangka menjawab pertanyaan tentang apa hakikat tentang pendidikan Islam. Hakikat pendidikan Islam secara filosofis adalah upaya terencana dan sistematis dalam rangka mengembangkan potensi yang ada di dalam diri manusia untuk nilai-nilai kemanusian yang tinggi berdasarkan al-Qur’a>n dan al-H}adi>th.  
Berbicara tentang hakikat pendidikan, maka dapat ditinjau dari penggunaan term (istilah) dalam konteks Islam. Term yang dimaksud di antaranya adalah “al-Tarbiyyah”, “al-Ta’li>m” dan “al-Ta’di>b”. Al-Tarbiyah adalah term yang sebangun dengan kata “al-Rabb”, “rabbayani”, “ribbiyun” dan “rabbani>”.  Menurut al-Qasimi menyatakan bahwa makna al-Tarbiyyah adalah penyampaian sesuatu sampai batas kesempurnaan yang dilakukan secara bertahap. Al-Ta’li>m berasal dari kata “’allama”, artinya proses transmisi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan tertentu.  Sedangkan al-Ta’di>b artinya upaya membimbing dan mengarahkan manusia kepada kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud dan keberadaan Tuhan. 
Berdasarkan dari tiga pengertian term tersebut dapat disimpulkan bahwa secara ontologi pendidikan Islam memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
1. Pengertian, dasar dan tujuan pendidikan Islam.
2. Allah Swt sebagai Tuhan.
3. Manusia dalam perspektif Islam.
4. Pendidik dan peserta didik dalam pendidikan Islam.
5. Lingkungan pendidikan dalam perspektif pendidikan Islam. 
Dengan demikian secara ontologi pendidikan Islam tidak bisa terlepas dari Allah Swt sebagai pencipta manusia sekaligus sebab-akibat adanya kehidupan di dunia ini. Oleh karenanya pendidikan ditujukan untuk terbentuknya kepribadian manusia yang sesuai dengan hakikatnya sendiri, yaitu pengabdi kepada Allah Swt.
Epistemologi Islam diformulasikan berdasarkan al-Qur’a>n dan al-H}adi>th. Epistemologi pendidikan sendiri diarahkan pada bagaimana proses pembelajaran, yang merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan, sumber pengetahuan dan nilai-nilai pengetahuan. Oleh sebab itu, epistemologi dalam pendidikan Islam adalah upaya dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk menggali, mengembangkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam berdasarkan al-Qur’a>n dan al-H}adi>th sebagai sumbernya.
 Dari pemaparan tersebut, penulis berpendapat bahwa secara epistemologi pendidikan Islam memiliki lima ruang lingkup. sedang Ruang lingkup yang dimaksud terdiri dari:
1. Ilmu dalam perspektif Islam.
2. Sumber ilmu dalam perspektif Islam.
3. Kurikulum dalam perspektif Islam.
4. Pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran dalam perspektif Islam.
5. Sarana dan prasana pendidikan dalam perspektif Islam. 
      Aksiologi pendidikan Islam mengarahkan pembentukan kurikulum yang dirancang sedemikian rupa agar memberikan kepuasan pada diri peserta didik memiliki nilai-nilai Islam.  Oleh sebab itu, ruang lingkup aksiologi pendidikan Islam itu bertumpu pada sistem evaluasi.
       Secara garis besar ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam mencakup kajian dan pembahasan mengenai dasar dan tujuan, pendidik, peserta didik, proses strategi, pendekatan dan metode, kurikulum, lingkungan, sumber dan media, sistem evaluasi, sarana dan prasarana pendidikan Islam. 
              Ruang lingkup di atas bila dideskripsikan sebagai berikut :
                                                                                          
D. Metodologi Studi Filsafat Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode yang digunakan untuk mencapai pengetahuan filsafat termasuk filsafat pendidikan Islam adalah dengan berpikir ”rasional-logis”, karena ukuran kebenaran yang diperoleh adalah kelogisan argumentasinya, sebab obyek kajiannya adalah ”abstrak logis” maka tidak mungkin akan menggunakan metode empirik. Kalaupun filsafat bicara yang empirik itu hanya sebagai sarana untuk mencari sesuatu dibalik yang empirik itu. 
Filsafat Pendidikan Islam sebagai bagian dari filsafat Islam, maka dalam menganalisis obyeknya menggunakan pendekatan yang biasa dipakai dalam filsafat Islam. Metode-metode yang dipakai dalam filsafat Islam adalah:
1. Metode spekulatif dan kontemplatif
       Metode ini adalah metode utama dalam setiap cabang filsafat. Dalam sistem filsafat Islam disebut tafakkur. Baik kontemplatif maupun tafakkur adalah sama-sama berfikir secara mendalam dan dalam situasi yang tenang untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan. Oleh karena itu, cara berpikir seperti ini biasanya berkaitan dengan masalah-masalah yang abstrak, misalnya hakikat hidup menurut Islam, hakikat iman, Islam, sifat Tuhan, takdir, Malaikat dan sebagainya.
2. Metode Normatif
       Maksudnya adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata dalam filsafat Islam, yang biasa disebut sebagai pendekatan syar’iyyah, yaitu : mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh menurut syari’at Islam. Metode Ijtihad dalam fikih seperti Istih}sa>n, mas}lah>ah mursalah, al-‘Adah muh>akkamah, adalah merupakan contoh-contoh metode normatif ini dalam sistem filsafat Islam. 
3. Metode analisis konten (konsep)
Analisis konsep ini berarti menguraikan suatu pengertian tertentu tentang obyek tertentu pula. Dalam menganalis suatu konsep tertentu itu dengan menggunakan alat komunikasi yang biasa kita sebut dengan bahasa. Dari analisis bahasa inilah dapat kita pahami suatu konsep yang berkaitan dengan problem pendidikan Islam. Problem pendidikan Islam itu misalnya konsep filosofis tentang taqwa, bahagia, fit}rah, ihsa>n, insa>n ka>mi>l dan sebagainya.
4. Metode historis
Dalam sistem pemikiran filsafat, pengulangan sejarah sesungguhnya tidak mungkin terjadi. Peristiwa sejarah berguna untuk memberikan petunjuk dalam membina masa depan. Dengan demikian peristiwa-peristiwa sejarah banyak manfaatnya untuk pendidikan. Ayat-ayat al-Qur’a>n banyak menganjurkan untuk mengambil pelajaran dari sejarah. Dalam sistem filsafat Islam, penggunaan sunnah Nabi Saw sebagai sumber hukum, penelitian-penelitian akan h}adi>th-h}adi>th s}ahi>h, pada hakikatnya merupakan contoh praktis dari penggunaan analisa historis dalam filsafat pendidikan Islam.
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dibutuhkanlah sebuah metode-metode di atas. Untuk selanjutnya dianalisa dalam rangka memperoleh kesimpulan hasil penyelidikan pemikiran pendidikan Islam.

BAB III
PENUTUP

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Filsafat pendidikan Islam adalah pemikiran (perenungan) yang rasional yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematis dan universal untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang hakikat pendidikan Islam, atau dengan kata lain kajian yang mendalam tentang hakikat pendidikan Islam dalam memecahkan problematika pendidikan Islam guna mewujudkan insan kamil.
2. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam yaitu untuk mencapai tingkat pengabdian yang paling tinggi. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam ini diharapkan dapat berperan dalam pembentukan dan pengembangan teori-teori baru dalam pembaharuan pelaksanaan pendidikan Islam yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 
3. Secara makro, ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam mencakup kajian dan pembahasan mengenai dasar dan tujuan, pendidik, peserta didik, proses strategi, pendekatan dan metode, kurikulum, lingkungan, sumber dan media, sistem evaluasi, sarana dan prasarana pendidikan Islam.

Daftar Pustaka

Abd. Aziz. Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam Jakarta : Teras, 2009.
Al-Djamaly, Moh. Fadhil, Nahwa al-Tarbiyah al-Mukminah t.k.: al-Syirkah al-Tunisijjah Lil Tauzio, 1977.
Al-Syaibany, Omar Muhammad al-Taumy. Filsafat Pendidikan Islam. Terj.Hasan Langgulung Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Bina Aksara, 1994.
D. Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam Bandung: al-Ma’arif, 1989.
Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Jalaluddin dan Usman Said. Filsafat Pendidikan Islam : Konsep dan Perkembangan Pemikirannya Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1996.
Jalaluddin. Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia, 2012.
Mulkhan, Abdul Munir. Paradigma Intelektual Muslim Yogyakarta: Sipress, 1993.
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.
Priatna, Tedi. Paradigma Pendidikan Islam: Reaktualisasi Ikhtiar Mewujudkan Pendidikan Bernilai Ibadah Ilahiah dan Insaniah di Indonesia Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Suyudi. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an Yogyakarta: Mikhraj, 2005.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perpektif Islam Bandung: Remaja Rosda Karya: 1992.
Yaljan Miqdad. Al-Ahdhari al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Ghayatun Riyad: t.p., 1986.
Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Bina Aksara, 1995.
Zuhairini,dkk., Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Bina Aksara, 1994.

Previous
Next Post »