Hosting Unlimited Indonesia

Analisis Silabus MTS Kelas IX Oleh Ainul Y

I.      PENDAHULUAN
Perubahan  zaman yang demikian cepat, menuntut kita  untuk menyesuaikan diri  termasuk dalam bidang pendidikan.  Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional tahun 2006 nomor 21, 22 dan 23 dimana kurikulum  2006 ini disusun dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu pengembangan kurikulum yang didasarkan pada pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang mengacu pada  Standar Isi (SI) dan Standar kompetensi Lulusan (SKL). Kurikulum tersebut disusun dan disain agar terciptanya keberlangsungan proses pendidikan yang kondusif bagi peserta didik sehingga dapat hidup dan mandiri ditengah masyarakat yang heterogen.

Kurikulum Al-Qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah dikembangkan dengan pendekatan berikut:
  1. Lebih menitik beratkan target kompetensi dari pada penguasaan materi.
  2. Lebih mengakomodasi keragaman kebutuhan dan dan sumber daya pendidikan yang tersedia.
  3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan dan situasi kondisi dengan dituangkannya dalam KTSP.
Kurikulum 2006 intinya adalah mengacu pada kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang merupakan ciri dari Kurikulum 2004. Bedanya pada kurikulum 2006 pada Standar Kompetensi  terbagi menjadi standar kompetensi yang menyangkut teori dan standar kompetensi yang menyangkut praktek. Sehingga diharapkan peserta didik dapat benar-benar menguasai dan menerapkan Al qur’an dan hadits dalam kehidupan sehari-hari (terinternalisasinya teori dan praktek dalam diri peserta didik).
Dalam sebuah mata pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, tentunya sebagai seorang guru harus terlebih dahulu mengerti kira-kira apa saja bahan materi serta sejauh mana ruang lingkupnya yang akan disampaikan. Karena dalam proses pembelajaran kita tidak boleh mengajarkan sesuatu yang keluar dari scope atau ruang lingkupnya, jadi sesulit apapun materi yang akan disampaikan harus tetap dalam koridor mata pelajaran tersebut. Salah satu contoh Kali ini kami akan membahas tentang pengertian, karakteristik dan fungsi mata pelajaran al-Qur’an dan hadits, pendekatan pembelajaan, penilaian, ruang lingkup mata pelajaran Al-qur’an dan Hadits MTS Kelas IX dan analisis materi. Oleh karena itu untuk lebih jelasnya akan kami jelaskan dalam pembahasan dibawah ini. Agar sebagai seorang guru kita tidak bingung dalam menentukan apa yang akan kita sampaikan kepada peserta didik.

II.                PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Al Qur’an Hadis merupakan unsur mata pelajaran Agama Islam pada madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber  ajaran agama Islam.

B.     Karakteristik dan Fungsi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis
Dari keberadaannya tersebut implikasi dalam proses pembelajarannya tersebut harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Mata pelajaran qur’an hadis pada Madrasah Tsanawiyah memiliki tiga karakteristik yaitu:
1.      Membaca (menulis) yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
2.      Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual
3.      Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Secara fungsional pelajaran Al-Qur’an Hadis memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan informasi dan pesan-pesan Al-Qur’an Hadis tentang berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
  2. Sumber nilai, pengajaran Qur’an Hadis dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
  3. Sumber motivasi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat dalam beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya.
  4. pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal dan menterjemahkan Al-Qur’an dan Hadits, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai dengan  tingkat perkembangannya.
  5. Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan  ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam mencegah segala hal yang datang dari berbagai sisi kehidupannya  yang dapat membahayakan dan menghambat peserta didik dalam perkembangannya menuju keimanan dan ketaqwaan
  7. Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan pengembangan nilai-nilai Al-Qur’an dalam konteks lingkungan fisik dan sosial.

C.    Pendekatan Pembelajaran 
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu, meliputi:
1.       Keimanan, mendorong peserta didik untuk mengembagkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt sebagai sumber kehidupan.
2.       Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi  Al Qur’an dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari.
3.       Pembiasaan, membiasakan sikap dan prilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
4.       Rasional, mengfungsikan rasio peserta didik sehinga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah difahami.
5.       Emosional, menggugah perasaan atau emosi peserta didik dalam menghayati kandungan Al-Qur’an dan Hadis sehingga lebih terkesan.
6.       Fungsional, menyajikan materi pelajaran yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan.
7.       Keteladanan, menjadikan guru dan komponen madrasah lainnya sebagai teladan dan cerminan dari individu yang mengamalkan isi Al-Qur’an dan Hadis.

D.    Penilaian
1.       Penilaian yang dilakukan merupakan pengumpulan informasi kemajuan belajar peserta didik secara utuh baik aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2.       Teknik dan instrumen hendaknya dapat mengukur dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.
3.       Penilaian dilakukan dengan tes dan non tes.
4.       Pengukuran terhadap ranah sikap/afektif, dapat dilakukan dengan menggunakan cara non tes. Seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.
5.       Penilaian terhadap ranah keterampilan/psikomotor dengan tes perbuatan . Dapat menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya.
Secara umum penilaian dalam proses pembelajaran Al Qur’an Hadist dapat dilihat pada buku Pedoman Khusus Al Qur’an Hadist.

E.     Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits MTS Kelas IX

Dalam mata pelajaran al-Qur’an dan hadits ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai barikut :


1. Menjelaskan tentang ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Maksudnya adalah ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang diambil sebagai bahan materi atau bahan ajar yang telah disesuaikan  dengan tingkat pendidikan baik di MTS maupun MA.

2. Mufrodat
Untuk Mufrodat, biasanya tidak disebutkan semuanya melaikan hanya beberapa mufrodat saja yang dianggap sukar bagi siswa. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para peserta didik dalam hal pemahaman. Karena mereka tahu arti mufrodatnya.

     3. Terjemah

Adalah menyalin atau memindahkan dari pada suatu bahasa kepada bahasa yang lain, mengalihbahasakan. Dengan ini akan membantu siswa dalam memahami ayat al-Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan mata pelajaran.

     4. Tafsir atau penjelasan
Tafsir atau penjelasan ini juga dapat membantu siswa dalam memahami ayat al-Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan mata pelajaran karena menghafalkan saja tidak cukup, harus dengan memahami atau menjelaskan. Karena dengan menjelaskan materi akan lebih kuat tersimpan dalam ingatan siswa dan sulit terlupaka
     5. Tajwid
Pengertian Tajwid menurut bahasa (etimologi) adalah: memperindah sesuatu.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara
bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca
Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.

D. Analisis materi pelajaran al-Qur’an dan hadits MTS kelas IX Tsanawiyah.
1. Analisis Materi I
          a. Surah al-Qari’ah
سورة القارعة
بسم الله الرحمن الرحيم
الْقَارِعَةُ (1) مَا الْقَارِعَةُ (2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (3) يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (4) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (5) فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9) وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (10) نَارٌ حَامِيَةٌ (11)

          b. Mufrodat

NO
Arti
Mufrodat
1
Kiamat
الْقَارِعَةُ
2
Tahukah kamu
 وَمَا أَدْرَاكَ
3
seperti anai-anai yang bertebaran
كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ
4
gunung-gunung
الْجِبَالُ
5
seperti bulu yang dihambur-hamburkan
كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
6
orang-orang yang berat timbangan
مَنْ ثَقُلَتْ
7
api yang sangat panas.

نَارٌ حَامِيَةٌ

c.       Terjemah
Artinya :
1. Hari Kiamat, 2. apakah hari Kiamat itu?, 3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?, 4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, 5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan., 6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. 10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? 11. (Yaitu) api yang sangat panas.

d.      Tafsir atau penjelasan
Secara bahasa, lafal الْقَارِعَةُ berarti bahaya besar, peristiwa besar yang menggungkan hati (hari kiamat), hari hancurnya alam semesta. Denagn demikian, hukum fenomena alam yang dimaksud pada Surah al-Qari’ah adalah peristiwa besar yang disebut yaumus-saah atau hari kiamat.
Pada ayat 1-3, Allah SWT. Mengingformasikan tentang adanya hari kiamat. Ayat ini dimulai dengan pernyataan. “Hari kiamat”. Setelah Allah swt. Menyebut, kemudian bertanya kepada Rasulullah saw., “apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pertanyaan ini bukan berarti menunjukkan ketidaktahuan Allah.
Pada ayat 4 dan 5, Allah SWT, menjelaskan peristiwa pada saat terjadinya hari kiamat. Pada saat itu, terjadi peristiwa yang sangat dahsyat dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Ayat 6-7 menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang lebih banyak. Setelah hari terjadinya hari kiamat, ada tiga tahapan yang akan dilalui manusia yaitu yaumul-ba’as, yaumul mahsyar, dan yaumul jaza’.

e.       Tajwid

No
Kata
Hukum
Keterangan
1
مَوَازِينُهُ
Mad Shilah Qashirah
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
2
فَأُمُّهُ
Mad Shilah Qahirah
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.


       2. Analisis materi II
           a. Surah az-Zalzalah
سورة الزلزلة
بسم الله الرحمن الرحيم
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8).

           b. Mufrodat

Mufrodat
Kata
No
Bumi digoncangkan
زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ
1
Dan bumi telah mengeluarkan
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ
2
Beban -beban berat (yang dikandung)nya
أَثْقَالَهَا
3
Pada hari itu bumi menceritakan
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ
4
Keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam,
يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا
5
Seberat dzarrahpun
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
6
Melihat (balasan)nya pula.

يَرَهُ
7

         c. Terjemah

1.Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), 2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", 4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya, 5. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya, 6.Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,7.Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, 8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

         d.  Tafsir atau penjelasan

Pada Ayat 1 dan 2, Allah swt. Menyatakan.Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), 2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, Hukum fenomena alam terungkap dalam ayat ini adalah guncangnya bumi sehingga beban-beban berat yang ada di dalamnya dimuntahkan keluar. Kejadian ini sebagai awal terjadinya hari kiamat (kehancuran alam semesta).

         e.  Tajwid

No
Kata
Hukum
Keterangan
1
يَرَهُ
Mad Shilah Qashirah
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
2
شَرًّا يَرَهُ
Mad Shilah Qahirah
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.


     3. Analisis Materi III
      &nbsp:  a. Hadits tentang menuntut ilmu
عَنْ اَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
طَلَبُ الْعِلمِ فَريْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ( رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَه )
         b. Mufrodat
No
Kata
Mufrodat
1
Menuntut ilmu
طَلَبُ الْعِلمِ
2
Wajib
فَريْضَةٌ
3
Bagi setiap muslim
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
       c. Terjemah hadis menuntut ilmu
Artinya : Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibn Majah).
       d. Penjelasan/ Syarh
Hadits riwayat Ibnu Majah tersebut mengandung pengertian bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Kewajiban itu berlaku bagi laki-laki ataupun perempuan, anak-anak ataupun dewasa. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadahan kepada Allah SWT. Sedangkan beribadah kepada Allah SWT tanpa mengetahui ilmunya dapat mengakibatkan kesalahan. Apabila dalam beribadah salah tata caranya, ibadah itu tidak akan diterima Allah SWT.

Previous
Next Post »