Hosting Unlimited Indonesia

Seputar Ahmadiyyah Pendiri dan Asalnya

Pendiri kelompok ini bernama Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani, lahir di Qodiyan, India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M. Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya. Di antara karya tulisnya berjudul “Menghilangkan keraguan” Mukjizat  Ahmadiyyah’, Cahaya Islam’ dan lainnya. Berkat kepiwaiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ; Ahmadiyyah Al-Qodaniyaniah’.

Ajaran Ahmadiyyah al-Qodiyaniah yang dianggap menyimpang di antaranyan adalah :
  1. Meyakini bahwa Tuhan itu berkebangsaan Inggris, karena dapat berbahasa Inggris.
  2. Meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah ‘al-Masih’ yang dijanjikan.
  3. Meyakini bahwa Nabi Muhammad saw bukan nabi terakhir tetapi Allh akan terus mengutus Nabi sesuai kebutuhan dan Mirza Ghulam Ahmad adalah paling utamanya para nabi.
  4. Kitab sucinya bukan al-Quranul karim yang diturunkan kepada Nabi Muhammad tetapi kitab suci mereka bernama ‘al-Kitab al-Mubin’   yang diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad.
  5. Kota al-Qodiyan diyakini sebagai kota suci sebagai kiblat umat islam dan tempat pelaksanaan ibadah haji, karena kota Qodiyan   lebih utama dari pada Mekkah dan Madinah.
  6. Setiap orang yang mengaku muslim menurut mereka masih dianggap kafir sebelum masuk al-Qodiyaniah.
  7. Tidak disyari’atkannya jihad melawan penjajah dan harus tunduk pada pemerintahan Inggris, karena pemerintah Inggris itu waliul   amr menurut nash kitab suci.
Al-Qodaniyyah banyak tersebar di India, Pakistan, Jazirah Arab, Asia Tenggara dan lainnya berkat dukungan para Zionis dan penjajah serta kegigihan para khalifah dan tokoh-tokoh al-Qodaniyah. Diantaranya :
  1. Nurddin, khalifah pertama penggati setelah MIrza Ghulam meninggal dunia.
  2. Muhammad Ali,Amir al-Qodiyaniah di Lahore, penerjemah Al-Quran ke bahasa Inggris.
  3. Muhammad Shodiq, Mufti al-Qodaniyyah, pengarang buku Khodim Khotaminnabiyyin.
  4. Basyir Ahmad Bin Al-Ghulam, pengarang buku “ sejarah al-Mahdi”.
  5. Mahmud Ahmad bin Al-Ghulam, kholifah kedua, dan Banyak lainnya (lihat: al-Mausu’ah al-Muyassaroh FII Adyan wal Madzahib al-Mu’ashiroh. WAMY, hal, 389).

Jamaah Ahmadiyyah Memilki kitab suci bernama Tadzkiroh, buku ini berisi mimpi-mimpi dan khayalan Mirza Ghulam Ahmad yang dicatat dan dikumpulkan menjadi buku.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyyah dan ormas lainnya telah mengkaji buku ini dan sepakat meyimpulkan bahwa Ahmadiyyah adalah orgaganisasi sesat dan menyesatkan.

Masyarakat harus mengetahui kesesatan Ahmadiyyah dan doktrin mereka agar tidak  tertipu bujuk rayu dan kebohongan jemaah Ahmadiyyah. berikut ini adalah beberapa isi tadzkirah, kitab suci Ahmadiyyah yang menunjukkan ajaran kesesatan sebagaimana yang dikutip dari berbagai sumber :
  1. Ahmadiyyah menghina Allah, dengan mengaku sebagai anak Allah : Engkau (Mirza Ghulam Ahmad ) di sisi-ku seperti kedudukan anak-anak-ku, Engkau dari aku dan aku dari Engkau.” (Tadzkirah Hal 436).
  2. Mirza ghulam Ahmad meyakini menyatu dengan Allah :” Maka Aku melihat bahwa roh-Nya meliputiku dan bersemayam (berada) dibadanku dan mengurungku dalam lingkungan keberadaanya, sehingga tidak tersisa dariku satu (atom) pun. Dan aku melihat badanku , ternyata badannya Allah, dan matanya adalah Matanya Allah, & dan lidahnya adalah lidah-Nya pula.” (Tadzkirah hal.196).
  3. Mirzah Ghulam Ahmad mengakusederajat dengan ke-Esaan Allah :” Wahai Ahmad-Ku, engkau adalah tujuan-Ku, kedudukan-Mu di sisi-Ku sederajat denga ke-maha Esaan-Ku Engkau terhormat pada pandanganku.” (Tadzkirah, hal 579).
  4. Mirzah Ghulam Ahmad mengaku lebih sempurna dari Allah :”Nama Mirza Ghulam Ahmad sangat sempurna, sedang nama Allah tidak sempurna”.
  5. Ahmadiyyah mengkafirkan umat Islam yang bukan non –Ahmadiyyah :” Bahwa Allah telah memberi kabar kepadanya, sesungguhnya orang yang tidak mengikutimu dan tidak berbaiat padamu dan tetap menentang kepadamu, dia itu adalah orang yang durhaka kepada Allah dan Rosul-nya dan termasuk penghuni neraka jahim." (Tadzkirah, hal 342).
  6. Jemaat Ahmadiyyah tak boleh shalat dengan non-Ahmadiyyah: “ Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepadaku, bahwa setiap orang yang telah sampai kepadanya dakwaku kemudian dia telah menerimaku, maka dia bukanlah seseorang Muslim dan berhak mendapatkan siksa Allah.” (Tadzkirah,  hal, 600).
  7. Ahmadiyyah mengklaim Tadzkirah sebagai kitab suci yang paling benar ", "Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci Tadzkirah  ini dekat dengan Qodhian (India). Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun ." (Tadzkirah, hal. 637).
  8. Mirzah Ghulam ahmad mengaku sebagai Rasulullah: “ Dan katakanlah, hai manusia sesungguhnya saya rosul Allah kepada kepada kamu sekalian.” (Tadzkirah, hal. 352).
  9. Semua manusia harus tunduk kepada Mirza Ghulam Ahmad : “ kami temapatkan dibawah telapak kakimu.” (Tadzkirah, hal 744).
  10. Mirzah Ghulam Ahmad adalah utusan Allah: “Engkau telah jadikan utusan-Ku.”(tadzkirah, hal 487).
  11. Anggota Ahmadiyyah akan masuk surga” Laknat Allah atas orang kafir. Diberkahi orang yang bersama-Mu dan orang di sekitar-Mu.(Tadzkirah, hal 751).
Kesesatan dan peyimpangan dalam Aqidah

Adapun penyimpangan dalam aqidah adalah :
  1. Jamaah ini mengakui bahwa adanya nabi terakhir yaitu nabi yang mereka akui bernama Mirza Ghulam Ahmad. Dia mengakui bahwa dirinya menerima wahyu yang turunnya di india, kemudian wahyu-wahyu tersebut dikumpulkan seluruhnya, sehingga menjadi sebuah kitab suci yang mereka beri nama Tadzkirah.
  2. Mereka menagakui bahwa kitab Tadzkirah adalah kitab suci, yang sama sucinya dengan al-Quran.
  3. Membajak ayat- ayat al-Quran, lalu mereka masukkan kedalam kitab Tadzkirah, hal ini dapat kita lihat pada bunyi kitab suci Tadzkirahnya yang artinya : “ Katakanlah, wahai Mirza Ghulam Ahmad, jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku “(kitab Suci Tadzkirah, hal 637).
    Jelas ungkapan tersebut adalah bajakan yang dipenggalnya dari al-Quran Surat Ali Imran ayat 31:”katakanlah Hai (Muhammad): “ jiak kamu mencintai Allah maka ikutilah aku(nabi).Dan pembajakan pembajakan seperti ini banyak dia lakukan. Oleh karena itu bukanlah ini merupakan kedustaan dibuat-buatnya dan mengada  ada atas nama Allah Azza wa zalla?
  4. Mereka memiliki khlifah sendiri dan sekarang ini adalah khalifah yang keempat, bermarkas di London-Inggris, bernama Thahir Ahmad, semua anggota Ahmadiyyah di seluruh dunia wajib taat dan tunduk kepada perintahnya tanpa rreserve kepada perintahnya.
  5. Kewajiban berbaiat kepada pimpinan Qadhiani. Di dalam baiat mereka disuruh membaca Syahadat, mengakui dosa-dosanya dan diseluruh mengimani segala dakwaan Mirza Ghulam Ahmad, baik dia mengaku sebagai Nabi, Rasul, Imam mahdi, nabi Isa yang kediua dan apa saja dari bentuk pengakuannya.
Kesesatan Ahmadiyyah dalam Ibadah dan Fiqh 
  1. Tidak ada kewajiban haji ke makkah, karena tempat suci mereka adalah Rabwah dan Qadhiyan di India. Oleh karena itu dalam ceramah-ceramah yang dilakukan oleh Muballigh-Muballighnya tiddak pernah menyuruh pengikutnya naik Haji ke mekkah, bahkan mereka mengatakan :” Alangkahnya celakanya orang – orang yang melarang dirinya bersenang – senang pada haji Akbar ke Qadhiyan. Haji ke Mekkah tanpa hajji ke Qadhiyan adalah haji yang kering lagi kasar. (pengakuan dari saksi hidup mantan da’I dan mUballigh Ahmadiyyah yang keluar dari Ahmadiyyah, lihat buku mengapa saya keluar dari Ahmadiyyah Qadiyani oleh ahmad hariadi).
  2. Tidak ada kewajiban Zakat, karena menurut mereka iuran wajib yang telah mereka bayarkan tiap bulan kepada organisasi yaitu sebanyak seperenam belas dari gaji telah menyamai zakat dan Muballighnya tidak pernah menyuruh untuk membayar zakat.
  3. Wanita Ahmadiyyah Haram menikah dengan laki-laki yang bukan Ahamadiyyah tetapi laki-laki yang Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyyah.
  4. Tidak boleh bermakmum dibelakang Imam yang bukan Ahmadiyyah.
  5. Ahmadiyyah mempunyai tanggal, bulan , dan tahun sendiri yaitu nama bulan: (1) suluh, 2 tabligh, 3 aman, Shahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa’, Zuhur, Tabuk, Ikha, Nubuwah, Alfathah, Sedangkan nama tahun mereka adalah Hijri Syamsyi (disingkat H.S).
Kesesatan Ahmadiyyah Dalam Bidang Manhaj
  1. Pemahaman mereka tidaklah merujuk kepada para ulama terdahulu dari kalangan para shahabat Rasulullah SAW, Tabiin, para Imam-Imam madzhab seperti Imam Abu hanifah, Imam malik, Imam syafií dan Imam Ahmad, tetapi pehaman- pemahaman mereka merujuk apa yang dipahami oleh Mirza Ghulam Ahmad.
  2. Tidak adanya mereka belajar hadits, fiqh, dan jauhnya mereka dari ilmu Syarí. Dalam da’wah mereka objek pembicaraan mereka adalah terfokus kepada tiga hal pokok yaitu tentang mati-hidupnya Nabi Isa álihissalam, masalah-masalah yang berhubungan dengan kenabian dan masalah Imam Mahdi.
  3. Penyimpangan Ahmadiyyah merupakan hal yang paling mendasar dalam Islam. Sesungguhnya penyimpanga yang dilakukan jamaah Ahmadiyyah adalah sesuatu yang sudah diketahui hukumnya secara pasti oleh masyarakat luas yang dikenal dalam istilah fiqh ma‎’yulamu minaddin biddharurah. Oleh karena itu kita tidak akan membahas secara detil dalil-dalil yang menunjukkan kesesatannya, karena kesesatannya terlihat jelas pada hal-hal yang mendasar dalam agama islam yang diketahui secara pasti hukumnya oleh masyarakat Muslim, seperti pengakuan mereka adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW,kitab suci yang mereka amalkan, pembajakan ayat – ayat suci al-Quran dan melencengnya pemahaman mereka dalam Ibadah haji, zakat, dan dalam menikah serta hal-hal lainnya. Adapun hal-hal tersebut hukumnya sudah jelas dalam Islam, dan kafirnya orang yang meyakini hal- hal yang demikian.
Fatwa-fatwa dan rekomendasi penyimpangan serta kesesatan Ahmadiyyah

Komisi Reset Ilmiyah dan fatwa Saudi Arabia. Ketika komisi ini di Tanya tentang hukum Jamaah Qadhaniyah dalam tinjauan Islam dan Mirza Ghulam Ahmad yang mereka dakwakan sebagai Nabinya? Maka dalam hal ini komisi ini menjawab : “Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi terakhir, maka tidak ada Nabi sesudahnya, karena berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Oleh karewakan barang siapa yang mendakwakan ada nabi setelah nabi Muhammad SAW, maka dia adalah seorang yang sangat pendusta. Diantara mereka adalah Mirza Ghulam Ahmad. Dakwaan dirinya sebagai nabi merupakan hal yang sangat dusta, dan Majelis Kibar Ulama Saudi Arabia telah menetapkan bahwa Islam Jamaah (Qadhaniyyah) telah kafir disebabkan dakwaan tersebut. (Fatwa No. 4317). 

Adapun sikap Negara – Negara islam dan Organisasi Internasional terhadap Ahmadiyyah diantaranya :
  1. Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 juni 1975.
  2. Brunei Darussalam juga telah melarang ajaran Ahmadiyyah di seluruh Negara brunei Darussalam.
  3. Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Mekkah.
  4. Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa aliran Ahmadiyyah adalah aliran yang telah keluar dari Islam.
  5. Rabithah Alam slami yang berkedudukan di Makkah juga telah mengeluarkan keputusan sejak tahun 1394 H.
  6. Keputusan Majma’al-Fiqh al-Islami Organisasi Konferensi Islam (OKI) No.4 (4/2) dalam Muktamar II di Jedda, Arab Saudi pada tanggal 10-16 Rabiul-tsani 1406 H/22-28 Desember 1985 M, yang menyatakan murtadnya orang yang mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi sesudah Nabi Muhammad SAW, karena mereka telah mengingkari ajaran islam yang Qathí yang telah disepakati para ulama.
  7. Fatwa Majelis ulama Indonesia pada Musyawarah Nasional VII tahun2005 yang ditetapkan tanggal 29 Juli 2005 m diantara keputusannya :”bahwa aliran ahnadiyyah berada diluar Islam, sesat dan menyesatkan, serta orang Islam yang mengikutinya adalah Murtad”.
  8. Keputusan dari Forum Ukhuwah Islamiyah Indonesia tentang pelarangan Secara Nasional terhadap Ahmadiyyah
Previous
Next Post »