I.
PENDAHULUAN
Perubahan zaman yang demikian cepat, menuntut kita untuk menyesuaikan diri termasuk dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pendidikan
Nasional tahun 2006 nomor 21, 22 dan 23 dimana kurikulum 2006 ini disusun dengan istilah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu pengembangan kurikulum yang
didasarkan pada pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang
mengacu pada Standar Isi (SI) dan
Standar kompetensi Lulusan (SKL). Kurikulum tersebut disusun dan disain agar
terciptanya keberlangsungan proses pendidikan yang kondusif bagi peserta didik
sehingga dapat hidup dan mandiri ditengah masyarakat yang heterogen.
Kurikulum Al-Qur’an
hadits di Madrasah Tsanawiyah dikembangkan dengan pendekatan berikut:
- Lebih menitik beratkan target kompetensi dari pada penguasaan materi.
- Lebih mengakomodasi keragaman kebutuhan dan dan sumber daya pendidikan yang tersedia.
- Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan dan situasi kondisi dengan dituangkannya dalam KTSP.
Kurikulum 2006 intinya
adalah mengacu pada kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang merupakan ciri dari Kurikulum 2004. Bedanya pada kurikulum 2006 pada
Standar Kompetensi terbagi menjadi
standar kompetensi yang menyangkut teori dan standar kompetensi yang menyangkut
praktek. Sehingga diharapkan peserta didik dapat benar-benar menguasai dan menerapkan
Al qur’an dan hadits dalam kehidupan sehari-hari (terinternalisasinya teori dan
praktek dalam diri peserta didik).
Dalam sebuah mata pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik,
tentunya sebagai seorang guru harus terlebih dahulu mengerti kira-kira apa saja
bahan materi serta sejauh mana ruang lingkupnya yang akan disampaikan. Karena
dalam proses pembelajaran kita tidak boleh mengajarkan sesuatu yang keluar dari
scope atau ruang lingkupnya, jadi sesulit apapun materi yang akan disampaikan
harus tetap dalam koridor mata pelajaran tersebut. Salah satu contoh Kali ini kami akan
membahas tentang pengertian, karakteristik dan fungsi mata pelajaran al-Qur’an
dan hadits, pendekatan pembelajaan, penilaian, ruang lingkup mata pelajaran
Al-qur’an dan Hadits MTS Kelas IX dan analisis materi. Oleh karena itu untuk
lebih jelasnya akan kami jelaskan dalam pembahasan dibawah ini. Agar sebagai
seorang guru kita tidak bingung dalam menentukan apa yang akan kita sampaikan
kepada peserta didik.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Al Qur’an Hadis merupakan
unsur mata pelajaran Agama Islam pada madrasah yang memberikan pemahaman kepada
peserta didik tentang Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam.
B. Karakteristik
dan Fungsi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis
Dari keberadaannya tersebut implikasi dalam proses pembelajarannya tersebut
harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Mata pelajaran qur’an hadis pada Madrasah Tsanawiyah memiliki tiga
karakteristik yaitu:
1. Membaca
(menulis) yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
2. Menterjemahkan
makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam
memperkaya khazanah intelektual
3. Menerapkan isi
kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Secara fungsional
pelajaran Al-Qur’an Hadis memiliki fungsi sebagai berikut:
- Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan informasi dan pesan-pesan Al-Qur’an Hadis tentang berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
- Sumber nilai, pengajaran Qur’an Hadis dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
- Sumber motivasi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat dalam beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya.
- pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal dan menterjemahkan Al-Qur’an dan Hadits, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
- Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
- Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam mencegah segala hal yang datang dari berbagai sisi kehidupannya yang dapat membahayakan dan menghambat peserta didik dalam perkembangannya menuju keimanan dan ketaqwaan
- Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan pengembangan nilai-nilai Al-Qur’an dalam konteks lingkungan fisik dan sosial.
C.
Pendekatan
Pembelajaran
Cakupan materi pada
setiap aspek dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu, meliputi:
1. Keimanan,
mendorong peserta didik untuk mengembagkan pemahaman dan keyakinan tentang
adanya Allah Swt sebagai sumber kehidupan.
2. Pengamalan,
mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil
pengamalan isi Al Qur’an dan Hadis dalam
kehidupan sehari-hari.
3.
Pembiasaan,
membiasakan sikap dan prilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
4.
Rasional,
mengfungsikan rasio peserta didik sehinga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan
mudah difahami.
5.
Emosional,
menggugah perasaan atau emosi peserta didik dalam menghayati kandungan
Al-Qur’an dan Hadis sehingga lebih terkesan.
6.
Fungsional,
menyajikan materi pelajaran yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik
dalam kehidupan.
7.
Keteladanan,
menjadikan guru dan komponen madrasah lainnya sebagai teladan dan cerminan dari
individu yang mengamalkan isi Al-Qur’an dan Hadis.
D.
Penilaian
1. Penilaian yang
dilakukan merupakan pengumpulan informasi kemajuan belajar peserta didik secara
utuh baik aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2.
Teknik dan
instrumen hendaknya dapat mengukur dengan tepat kemampuan dan usaha belajar
peserta didik.
3.
Penilaian
dilakukan dengan tes dan non tes.
4. Pengukuran terhadap ranah sikap/afektif, dapat dilakukan
dengan menggunakan cara non tes. Seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.
5. Penilaian
terhadap ranah keterampilan/psikomotor dengan tes perbuatan . Dapat menggunakan
lembar pengamatan atau instrumen lainnya.
Secara umum penilaian
dalam proses pembelajaran Al Qur’an Hadist dapat dilihat pada buku Pedoman
Khusus Al Qur’an Hadist.
E. Ruang Lingkup Pembelajaran
Al-Qur’an-Hadits MTS Kelas IX
Dalam mata pelajaran al-Qur’an dan hadits ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai barikut :
1. Menjelaskan tentang
ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Maksudnya adalah ayat-ayat al-Qur’an dan hadits
yang diambil sebagai bahan materi atau bahan ajar yang telah disesuaikan dengan tingkat pendidikan baik di MTS maupun
MA.
2. Mufrodat
Untuk Mufrodat, biasanya
tidak disebutkan semuanya melaikan hanya beberapa mufrodat saja yang dianggap
sukar bagi siswa. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para peserta didik dalam
hal pemahaman. Karena mereka tahu arti mufrodatnya.
3. Terjemah
Adalah menyalin atau
memindahkan dari pada suatu bahasa kepada bahasa yang lain, mengalihbahasakan.
Dengan ini akan membantu siswa dalam memahami ayat al-Qur’an dan hadits yang
berkaitan dengan mata pelajaran.
4. Tafsir atau penjelasan
Tafsir atau penjelasan
ini juga dapat membantu siswa dalam memahami ayat al-Qur’an dan hadits yang
berkaitan dengan mata pelajaran karena menghafalkan saja tidak cukup, harus
dengan memahami atau menjelaskan. Karena dengan menjelaskan materi akan lebih
kuat tersimpan dalam ingatan siswa dan sulit terlupaka
5. Tajwid
Pengertian Tajwid menurut
bahasa (etimologi) adalah: memperindah sesuatu.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara
bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca
Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara
bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca
Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.
D. Analisis materi pelajaran al-Qur’an dan hadits MTS kelas
IX Tsanawiyah.
1. Analisis Materi I
a. Surah al-Qari’ah
سورة
القارعة
بسم الله
الرحمن الرحيم
الْقَارِعَةُ (1) مَا الْقَارِعَةُ
(2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (3) يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ
(4) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (5) فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ
(6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ
هَاوِيَةٌ (9) وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (10) نَارٌ حَامِيَةٌ (11)
b. Mufrodat
NO
|
Arti
|
Mufrodat
|
1
|
Kiamat
|
الْقَارِعَةُ
|
2
|
Tahukah kamu
|
وَمَا أَدْرَاكَ
|
3
|
seperti anai-anai yang bertebaran
|
كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ
|
4
|
gunung-gunung
|
الْجِبَالُ
|
5
|
seperti bulu yang
dihambur-hamburkan
|
كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
|
6
|
orang-orang yang berat timbangan
|
مَنْ ثَقُلَتْ
|
7
|
api yang sangat panas.
|
نَارٌ حَامِيَةٌ
|
c.
Terjemah
Artinya :
1. Hari
Kiamat, 2. apakah hari Kiamat itu?, 3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?, 4.
Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, 5. dan
gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan., 6. Dan adapun
orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 7. maka dia berada dalam
kehidupan yang memuaskan. 8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, 9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. 10. Tahukah
kamu apakah neraka Hawiyah itu? 11. (Yaitu) api yang sangat panas.
d.
Tafsir atau penjelasan
Secara bahasa, lafal الْقَارِعَةُ berarti bahaya besar,
peristiwa besar yang menggungkan hati (hari kiamat), hari hancurnya alam
semesta. Denagn demikian, hukum fenomena alam yang dimaksud pada Surah al-Qari’ah
adalah peristiwa besar yang disebut yaumus-saah atau hari kiamat.
Pada ayat 1-3, Allah SWT. Mengingformasikan tentang adanya
hari kiamat. Ayat ini dimulai dengan pernyataan. “Hari kiamat”. Setelah Allah
swt. Menyebut, kemudian bertanya kepada Rasulullah saw., “apakah hari kiamat
itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pertanyaan ini bukan berarti
menunjukkan ketidaktahuan Allah.
Pada ayat 4 dan 5, Allah SWT, menjelaskan peristiwa pada
saat terjadinya hari kiamat. Pada saat itu, terjadi peristiwa yang sangat
dahsyat dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Ayat 6-7 menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang
memiliki timbangan amal kebaikan yang lebih banyak. Setelah hari terjadinya
hari kiamat, ada tiga tahapan yang akan dilalui manusia yaitu yaumul-ba’as,
yaumul mahsyar, dan yaumul jaza’.
e.
Tajwid
No
|
Kata
|
Hukum
|
Keterangan
|
1
|
مَوَازِينُهُ
|
Mad Shilah Qashirah
|
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
|
2
|
فَأُمُّهُ
|
Mad Shilah Qahirah
|
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
|
2. Analisis
materi II
a. Surah az-Zalzalah
سورة
الزلزلة
بسم الله
الرحمن الرحيم
إِذَا
زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ
الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ
أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
(6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8).
b. Mufrodat
Mufrodat
|
Kata
|
No
|
Bumi digoncangkan
|
زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ
|
1
|
Dan bumi telah mengeluarkan
|
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ
|
2
|
Beban -beban berat (yang
dikandung)nya
|
أَثْقَالَهَا
|
3
|
Pada hari itu bumi menceritakan
|
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ
|
4
|
Keluar dari kuburnya dalam keadaan
bermacam-macam,
|
يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا
|
5
|
Seberat dzarrahpun
|
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
|
6
|
Melihat (balasan)nya pula.
|
يَرَهُ
|
7
|
c. Terjemah
1.Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang
dahsyat), 2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang
dikandung)nya,3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi
begini)?", 4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya, 5. karena
sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya,
6.Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,7.Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya, 8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
d. Tafsir atau penjelasan
Pada Ayat 1 dan 2, Allah
swt. Menyatakan. “Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangan (yang dahsyat), 2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat
(yang dikandung)nya, Hukum fenomena alam terungkap dalam ayat ini adalah
guncangnya bumi sehingga beban-beban berat yang ada di dalamnya dimuntahkan
keluar. Kejadian ini sebagai awal terjadinya hari kiamat (kehancuran alam
semesta).
e. Tajwid
No
|
Kata
|
Hukum
|
Keterangan
|
1
|
يَرَهُ
|
Mad Shilah Qashirah
|
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
|
2
|
شَرًّا يَرَهُ
|
Mad Shilah Qahirah
|
Ha dhamir dibaca panjang dua harakat.
|
3. Analisis Materi III
 : a. Hadits tentang menuntut ilmu
عَنْ اَنَسِ ابْنِ
مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
طَلَبُ الْعِلمِ
فَريْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ( رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَه )
b. Mufrodat
No
|
Kata
|
Mufrodat
|
1
|
Menuntut ilmu
|
طَلَبُ
الْعِلمِ
|
2
|
Wajib
|
فَريْضَةٌ
|
3
|
Bagi setiap muslim
|
عَلَى
كُلِّ مُسْلِمٍ
|
c. Terjemah hadis menuntut ilmu
Artinya : Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah
Saw bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibn Majah).
d. Penjelasan/ Syarh
Hadits riwayat Ibnu Majah tersebut mengandung
pengertian bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Kewajiban itu
berlaku bagi laki-laki ataupun perempuan, anak-anak ataupun dewasa. Dengan
demikian, tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui
oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadahan
kepada Allah SWT. Sedangkan beribadah kepada Allah SWT tanpa mengetahui ilmunya
dapat mengakibatkan kesalahan. Apabila dalam beribadah salah tata caranya,
ibadah itu tidak akan diterima Allah SWT.
ConversionConversion EmoticonEmoticon